Rabu, 01 Januari 2014

makalah organisasi dan ortonom muhammadiyah



 ORGANISASI MUHAMMADIYAH dan ORTONOM MUHAMMADIYAH

BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Sejarah Singkat  Muhammadiyah

Muhammadiyah  didirikan  di  Kampung  Kauman  Yogyakarta,  pada  tanggal  8   Dzulhijjah 1330 H/18   Nopember  1912  oleh  seorang yang  bernama  Muhammad  Darwis,  kemudian dikenal   dengan  KHA Dahlan .  Beliau  adalah  pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

 Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.  Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.

KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.



B.     Organisasi

Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H). Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut anggapannya,banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin _khusus laki-laki, yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu'allimaat Muhammadiyah_khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta). Beliau memilih " Muhammadiyah" sebagai nama Persyarikatan tersebut, karena memang beliau mengidolakan tokoh pembaharu dari Mesir bernama Muhammad Abduh.Jadi nama "Muhammadiyah" sebetulnya nisbat pada Muhammad Abduh, seorang cendekia dari Mesir, penulis Majalah Al-Manar.Banyak pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh yg menginspirasi K.H. Achmad Dahlan. Pada masa kepemimpinan beliau(1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.

C.    Jaringan Kelembagaan

  1. Pimpinan Pusat, Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta. Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta. Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010 - 2015 terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua Umum yang dibantu dua belas orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya.
  2. Pimpinan Wilayah, setingkat Propinsi, terdapat 33 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
  3. Pimpinan Daerah, setingkat Kabupaten/ Kotamadya.
  4. Pimpinan Cabang, setingkat Kecamatan.
  5. Pimpinan Ranting, setingkat Pedesaan/Kelurahan
  6. Pimpinan Cabang Istimewa, untuk luar negeri.

BAB  II
PEMBAHASAN
1.      Organisasi Otonom

a.       Gambaran Umum

Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasan, diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.

b.      Struktur dan Kedudukan

Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah sebagai badan yang mempunyai otonomi dalam mengatur rumah tangga sendiri mempunyai jaringan struktur sebagaimana halnya dengan Muhammadiyah, mulai dari tingka pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat kecamatan, tingkat desa, dan kelompok-kelompok atau jama’ah – jama’ah.
Ortom Muhammmadiyah dibentuk di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 
1.     Mempunyai fungsi khusus dalam Persyarikatan Muhammadiyah
2.     Mampunyai Potensi dan ruang lingkup nasional
3.     Merupakan  kepentingan  Persyarikatan  Muhammadiyah
 
Pembentukan Ortom Muhammadiyah ditetapkan oleh Tanwir Muhammadiyah (Lembaga Permusyawaratan Tertinggi setelah Muktamar Muhammadiyah) dan dilaksanakan dengan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun tujuan pembentukan Ortom Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
 
1.       Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah
2.       Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah
3.       Dinamika Persyarikatan Muhammadiyah
4.       Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah





c.       Hak dan Kewajiban
Dalam kedudukannya sebagai organisasi otonom yang mempunyai kewenangan mengatur rumah tangga sendiri, Ortom Muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban dalam Persyarikatan Muhammadiyah ialah sebagai berikut :
 
1.       Melaksanakan Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah
2.       Menjaga nama baik Persyarikatan Muhammadiyah
3.       Membina anggota-anggotanya menjadi warga dan anggota Persyarikatan Muhammadiyah   yamg baik
4.       Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama ortom
5.       Melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah
6.       Menyalurkan anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha Persyarikatan         Muhammadiyah sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya
 
Adapun hak yang dimiliki oleh Ortom Muhammadiyah ialah sebgai berikut :
 
1.       Mengelola urusan kepentingan, aktivitas dan amal usaha yang dilakukan organisasi  otonomnya
2.       Berhubungan dengan organisasi/ Badan lain di luar Persyarikatan Muhammadiyah
3.       Memberi saran kepada Persyarikatan Muhammadiyah baik diminta atau atas kemauan         sendiri
4.       Mengusahakan dan mengelola keuangan sendiri


d.      Pembentukan Ortom Muhammadiyah

ditetapkan oleh Tanwir Muhammadiyah (Lembaga Permusyawaratan Tertinggi setelah Muktamar Muhammadiyah) dan dilaksanakan dengan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun tujuan pembentukan Ortom Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
1)        Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah
2)        Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah
3)        Dinamika Persyarikatan Muhammadiyah
4)        Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah


e.       Tugas dan Fungsi

FUNGSI

            Majelis Tingkat Pusat sampai tingkat cabang berfungsi sebagai pelaksana program bidang tabligh dan dakwah khusus sesuai kebijakan Persyarikatan meliputi:
1.   Pembinaan Ideologi Muhammadiyah
2.    Perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan, pengkoordinasian dan pengawasan program dan kegiatan
3.    Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga professional

4.   Penelitian dan pengembangan bidang tabligh dan dakwah khusus
5.   Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatansebagai bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan bidang tabligh dan dakwah khusus

TUGAS
Majelis Tingkat Pusat sampai tingkat cabang bertugas melaksanakan program bidang tabligh dan dakwah khusus sesuai kebijakan Persyarikatan meliputi:
1.   Pembinaan Ideologi Muhammadiyah
2.   Perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan, pengkoordinasian dan pengawasan program dan kegiatan
3.   Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga profesional
4.   Penelitian dan pengembangan bidang tabligh dan dakwah khusus
5.   Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatansebagai bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan bidang tabligh dan dakwah khusus

2.      ORGANISASI MUHAMMADIYAH
  1. Jaringan Kelembagaan Muhammadiyah:
a)      Pimpinan Pusat

b)      Pimpinaan Wilayah

c)      Pimpinaan Daerah

d)     Pimpinan Cabang

e)      Pimpinan Ranting

f)       Jama'ah Muhammadiyah

  1. Pembantu Pimpinan Persyarikatan
§  Majelis Tarjih dan Tajdid
§  Majelis Tabligh
§  Majelis Pendidikan Tinggi
§  Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
§  Majelis Pendidikan Kader
§  Majelis Pelayanan Sosial
§  Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
§  Majelis Pemberdayaan Masyarakat
§  Majelis Pembina Kesehatan Umum
§  Majelis Pustaka dan Informasi
§  Majelis Lingkungan Hidup
§  Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
§  Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
§  Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting
§  Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan
§  Lembaga Penelitian dan Pengembangan
§  Lembaga Penanganan Bencana
§  Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqqoh
§  Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
§  Lembaga Seni Budaya dan Olahraga





3.      ORGANISASI ORTONOM dalam  PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH
Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah mempunyai karakteristik dan spesifikasi bidang tertentu. Adapun Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah yang sudah ada ialah sebagai berikut :
 
1)      Aisyiyah
Identitas, Visi dan Misi
Identitas
 Aisyiyah, organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam dan  dakwah amar makruf nahi mungkar, yang berazaskan Islam serta bersumber pada Al-Quran  dan Assunnah.
Visi ideal
Tegaknya agama Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Visi Pengembangan Tercapainya usaha-usaba Aisyiyah yang mengarah pada penguatan dan  pengembangan  dakwah amar makruf nahi mungkar secara lebih berkualitas menuju masyarakat madani, yakni masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
   Misi
 Misi Aisyiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program dan kegiatan meliputi:   
1.    Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan.
2. Meningkatkan harkat dan martabat kaum  wanita sesuai dengan ajaran Islam.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkaian terhadap ajaran Islam.
4. Memperteguh iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah, serta mempertinggi akhlak.
5. Meningkatkan semangat ibadah, jihad zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah, serta membangun dan memelihara tempat ibadah, dan amal usaha yang lain.

6. Membina AMM Puteri untuk menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna gerakan    Aisyiyah.
7. Meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan, mempertuas ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menggairahkan penelitian.
8. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas.
9. Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam bidang-bidang sosial, kesejahteraan    masyarakat, kesehatan, dan lingkungan hidup
10. Meningkatkan dan mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta memupuk    semangat kesatuan dan persatuan bangsa.
11. Meningkatkan komunikasi,ukhuwah, kerjasama di berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
12. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud  dan tujuan organisasi.

2)      Pemuda Muhammadiyah
Prinsip Dasar Organisasi
Pemuda Muhammadiyah adatah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yang merupakan gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi mungkar di kalangan pemuda, beraqidah Islam, dan bersumber pada al-Quran dan Sunnah Rasul. Organisasi ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk menghimpun, membina, dan menggerakkan potensi Pemuda Islam serta meningkatkan perannya sebagai  kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah.
Pencapaian maksud dan tujuan tersebutdilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:
  1. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah  Subhanahu Wa ta'ala.
  2. Memperdalam ilmu, memperluas pengetahuan dan meningkatan kecerdasan  serta mengamatkan sesuai dengan ajaran Islam.
  3. Memperdalam dan meningkatkan pemahaman  Agama Islam.
  4. Menyelenggarakan dan meningkatkan mutu pendidikan kader.
  5. Mengadakan dakwah di kalangan pemuda dan remaja.
  6. Meningkatkan fungsi dan peran pemuda Muhammadiyah sebagai kader Muhammadiyah, kader umat Islam, dan kader bangsa. 
  1. Memasyarakatkan dan meningkatkan kegiatan olahraga sebagai sarana dakwah Islamiyah.
  2. Menumbuhkan dan mengembangkan seni budaya yang bernafaskan Islam.
  3. Menggembirakan beramal yang diridhai Allah dan hidup tolong-menolong (ta'awun) dalam ukhuwah Islamiyah.
  4. Usaha-usaha lain yang tidak menyalahi tujuan.

3)      Nasyiyatul Aisyiyah
PROGRAM NASYlATUL AISYlYAH ARAH DAN KEBlJAKAN BIDANG PROGRAM
  Kebijakan NA (2008-2012) diarahkan pada: "Pemantapan dan pengembangan sistem organisasi yang efektif dan peningkatan capacity building kader Nasyiah dalam menggerakkan aksi-aksi pendampingan terhadap permasalahan perempuan dan anak." Sebagai tolak ukur bahwa arah periode ini tepat sasaran, maka disusunlah beberapa indikator capaian tahapan sebagai berikut:
   - Terbentuknya kader Nasyiatul Aisyiyah yang memiliki ketrampilan utama (core skill) dan kemampuan (capability) sebagai agen peru bahan datam berdakwah dan bermasyarakat.
   - Terwujudnya sistem organisasi yang efektif dan sustainable dari aspek manajemen dan administrasi, kepemimpinan, pendanaan, komunikasi, serta pengelolaan program dan evaluasinya.
   - Menguatnya peran advokasi non-litigasi Nasyiah metalui gerakan aksi pemberdayaanperempuan dan anak.
  Kebijakan ini diterjemahkan dalam bidang-bidang garap program Nasyiah. Bidang program merupakan bidang garapan/gerak program- program Nasyiatul Aisyiyah yang mengacu pada AD/ART pasal 2, bahwa Nasyiatul Aisyiyah adalah organisasi otonom dan kader Muhammadiyah, merupakan gerakan putri Islam, yang bergerak di bidang keperempuanan, kemasyarakatan, dan keagamaan. Karenanya bidang garap NA adalah bidang keorganisasian, bidang keislaman, bidang kaderisasi, dan bidang kemasyarakatan.





4)      Ikatan Pelajar Muhammadiyah

STRATEGI GERAKAN KRITIS TRANSFORMATIF
  Strategi perjuangan merupakan cara praktis bagi IPM untuk melakukan gerakan-gerakan riil yang sesuai dengan basisnya. Harapannya, strategi gerakan ini menjadi pintu pembuka agar nilai-nilai yang ada dalam IPM bisa segera dijalankan oleh para pelajar di tingkat sekolah. Dengan strategi ini, IPM bisa menanamkan nilai-nilai perjuangannya kepada parakaderdan anggotanya.
1. Strategi Gerakan Kader
2. Strategi Gerakan Intelektual
3.StrategiGerakan Budaya
4. Strategi Gerakan Kewirausahaan
5. Strategi Gerakan Kemasyarakatan
6. strategi gerajan keislaman

5)      Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

PRINSIP DASAR ORGANISASI

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan mahasiswa Islam yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan. Tujuan IMM adatah mengusahakan terbentuknyaakademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Dalam mencapai tujuan tersebut, Ikatan  Mahasiswa Muhammadiyah melakukan beberapa  upaya strategis sebagai berikut :
1.   Membina para anggota menjadi kader persyarikatan Muhammadiyah, kader umat,
 dan kader bangsa, yang senantiasa setia  terhadap keyakinan dan cita-citanya.
2.Membina para anggotanya untuk selalu tertib  dalam ibadah, tekun dalam studi, dan  mengamalkan ilmu pengetahuannya untuk  melaksanakan ketaqwaannya dan pengab diannya kepada allah SWT.
3.Membantu para anggota khusus dan mahasiswa pada umumnya dalam menyelesaikan kepentingannya.
4. Mempergiat, mengefektifkan dan menggembirakan dakwah Islam dan dakwah amar ma'ruf nahi munkar kepada masyarakat khususnya masyarakat mahasiswa.
5. Segala usaha yang tidak menyalahi azas, gerakan dan tujuan organisasi dengan mengindahkan segala hukum yang berlaku dalam Republik Indonesia.

6)      Tapak Suci Putra Muhammadiyah
STRUKTUR ORGANISASI TAPAK SUCI
Susunan organisasi Tapak Suci dibuat secara berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Cabang. Pimpinan Pusat Tapak Suci adatah pimpinan tertinggi yang melaksanakan kepemimpinan dan bertanggung jawab keluar dan ke dalam. Pimpinan Wilayah Tapak Suci berkedudukan di ibu kota propinsi/daerah tingkat I, bertindak sebagai Pimpinan Wilayah sekaligus Komisaris Pimpinan Pusat yang melaksanakan koordinasi administrasi dan operasional daerah. Pimpinan Daerah Tapak Suci berkedudukan di setiap kabupaten/kota administrasi sebagai pelaksana administrasi dan bertindak secara operasional. Untuk melancarkan tugas operasional, Pimpinan Daerah dapat  mendirikan cabang Tapak Suci di daerahnya. Pimpinan Pusat juga dapat membentuk Perwakilan Wilayah di luar negeri sebagai pelaksana administrasi dan bertindak secara operasional.Keanggotaan Tapak Suci terdiri dari siswa, anggota penuh, dan anggota kehormatan

7)      Hizbul Wathan
STRUKTUR ORGANISASI HlZBUL WATHAN
 Susunan organisasi Hizbut Wathan dibuat secara  berjenjang dari tingkat Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah/Kota, dan Kwartir Cabang. Kwartir Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Kwartir Wilayah adalah kesatuan kwartir-kwartir daerah dalam satu propinsi. Kwartir Daerah/Kota adalah kesatuan kesatuan kwartir-kwartir Cabang dalam satu daerah/kota. Sedangkan Kwartir Cabang adatah kesatuan golongan-golongan (tempat pelatihan).


BAB  III
KESIMPULAN 

Kesimpulan

Setelah melihat pembahasan tentang Muhammadiyah, maka kita dapati bahwasannya organisasi ini bergerak dalam banyak bidang untuk kegiatan da’wah. Sehingga pada realitanya organisasi ini bisa berpengaruh besar dan tetap eksis di kalangan masyarakat Indonesia.
Sejak didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912, Muhammadiyah terus berkembang begitu pesatnya hingga kini. Hal tersebut bisa kita jumpai mulai dari berbagai kajian dari tingkat ranting hingga tingkat pusat, juga adanya berbagai amal usaha, lembaga-lembaga, ortom-ortom yang bernaung di bawah organisasi yang usianya hampir satu abad ini telah menyebar di seluruh pelosok tanah air.
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar belakang KH Ahmad Dahlan memilih nama Muhammadiyah  yang pada masa itu sangat asing bagi telinga masyarakat umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari masyarakat, sehingga ada celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-luasnya tentang agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.









DAFTAR  PUSTAKA

Suhrawardi  K  Lubis.  Konstitusi dan  Pedoman  Bermuhammadiyah
H.  Nasril  Bahar, S.E  (2008).  Pedoman  Hidup  Islami  warga  Muhammadiyah,  Jakarta :          Suara  Muhammadiyah
Prof. Dr. Hj. Siti  Chamamah  Soeratno,  et. al.  (2009).  Muhammadiyah  sebagai  gerakan  Seni  dan  Budaya, Yogyakarta :  Pustaka  Pelajar
Lukamn  Harun  (1990).  Muhammadiyah  dalam  Undang-Undang  Pendidikan  Nasional,           Jakarta : Matraprint
Edy Suandi  Hamid  (2005).  Profesionalisme  dan  Akuntanbilitas  Amal  Usaha   Muhammadiyah,  LPTP  PP  Muhammadiyah
id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah










 created by : Andria Liana
Univ. Muhammadiyah Sumatera Utara.