ORGANISASI MUHAMMADIYAH dan ORTONOM
MUHAMMADIYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Singkat Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang
yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan
KHA Dahlan . Beliau adalah pegawai
kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang.
Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh
dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk
mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an
dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya
ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.
Mula-mula ajaran ini ditolak, namun
berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan
teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau,
sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan
sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan
tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah
ada diseluruh pelosok tanah air. Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya
kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam
forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari
pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk
anak-anak yang telah dewasa.
KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun
1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan
rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH
Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu
sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di
kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini
Menjadi Muktamar 5 tahunan.
B. Organisasi
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh
K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H). Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk
mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut
anggapannya,banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga
memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa
pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam
pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School
Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah
(sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin _khusus laki-laki, yang bertempat
di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu'allimaat Muhammadiyah_khusus
Perempuan, di Suronatan Yogyakarta). Beliau memilih " Muhammadiyah"
sebagai nama Persyarikatan tersebut, karena memang beliau mengidolakan tokoh
pembaharu dari Mesir bernama Muhammad Abduh.Jadi nama "Muhammadiyah"
sebetulnya nisbat pada Muhammad Abduh, seorang cendekia dari Mesir, penulis
Majalah Al-Manar.Banyak pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh yg menginspirasi
K.H. Achmad Dahlan. Pada masa kepemimpinan beliau(1912-1923), pengaruh
Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang
Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul
Karim Amrullah
membawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah
menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian
Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah
tersebar keseluruh Indonesia.
C. Jaringan Kelembagaan
- Pimpinan Pusat, Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta. Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta. Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010 - 2015 terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua Umum yang dibantu dua belas orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya.
- Pimpinan Wilayah, setingkat Propinsi, terdapat 33 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
- Pimpinan Daerah, setingkat Kabupaten/ Kotamadya.
- Pimpinan Cabang, setingkat Kecamatan.
- Pimpinan Ranting, setingkat Pedesaan/Kelurahan
- Pimpinan Cabang Istimewa, untuk luar negeri.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Organisasi Otonom
a. Gambaran Umum
Organisasi
Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh
Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasan, diberi hak dan
kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan
Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka
mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.
b. Struktur dan Kedudukan
Organisasi Otonom (Ortom)
Muhammadiyah sebagai badan yang mempunyai otonomi dalam mengatur rumah tangga
sendiri mempunyai jaringan struktur sebagaimana halnya dengan Muhammadiyah,
mulai dari tingka pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat kecamatan,
tingkat desa, dan kelompok-kelompok atau jama’ah – jama’ah.
Ortom Muhammmadiyah dibentuk di
lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah jika memenuhi persyaratan sebagai berikut
:
1.
Mempunyai fungsi khusus dalam Persyarikatan Muhammadiyah
2.
Mampunyai Potensi dan ruang lingkup nasional
3. Merupakan kepentingan Persyarikatan Muhammadiyah
Pembentukan Ortom Muhammadiyah
ditetapkan oleh Tanwir Muhammadiyah (Lembaga Permusyawaratan Tertinggi setelah
Muktamar Muhammadiyah) dan dilaksanakan dengan Keputusan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah. Adapun tujuan pembentukan Ortom Muhammadiyah adalah sebagai
berikut:
1.
Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah
2.
Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah
3.
Dinamika Persyarikatan Muhammadiyah
4.
Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah
c.
Hak
dan Kewajiban
Dalam kedudukannya sebagai
organisasi otonom yang mempunyai kewenangan mengatur rumah tangga sendiri,
Ortom Muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban dalam Persyarikatan Muhammadiyah
ialah sebagai berikut :
1.
Melaksanakan Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah
2.
Menjaga nama baik Persyarikatan Muhammadiyah
3.
Membina anggota-anggotanya menjadi warga dan anggota Persyarikatan Muhammadiyah yamg baik
4.
Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama ortom
5.
Melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah
6.
Menyalurkan anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha
Persyarikatan Muhammadiyah sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya
Adapun hak yang dimiliki oleh Ortom
Muhammadiyah ialah sebgai berikut :
1.
Mengelola urusan kepentingan, aktivitas dan amal usaha yang dilakukan
organisasi otonomnya
2.
Berhubungan dengan organisasi/ Badan lain di luar Persyarikatan Muhammadiyah
3.
Memberi saran kepada Persyarikatan Muhammadiyah baik diminta atau atas kemauan sendiri
4.
Mengusahakan dan mengelola keuangan sendiri
d.
Pembentukan Ortom Muhammadiyah
ditetapkan oleh
Tanwir Muhammadiyah (Lembaga Permusyawaratan Tertinggi setelah Muktamar
Muhammadiyah) dan dilaksanakan dengan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Adapun tujuan pembentukan Ortom Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
1) Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah
2) Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah
3) Dinamika Persyarikatan Muhammadiyah
4) Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah
e. Tugas dan Fungsi
FUNGSI
Majelis Tingkat Pusat sampai tingkat cabang berfungsi sebagai pelaksana program bidang tabligh dan dakwah khusus sesuai kebijakan Persyarikatan meliputi:
1.
Pembinaan Ideologi Muhammadiyah
2. Perencanaan,
pengorganisasian, pembimbingan, pengkoordinasian dan pengawasan program dan
kegiatan
3. Peningkatan
kualitas dan kuantitas tenaga professional
4. Penelitian
dan pengembangan bidang tabligh dan dakwah khusus
5. Penyampaian
masukan kepada Pimpinan Persyarikatansebagai bahan pertimbangan dalam penetapan
kebijakan bidang tabligh dan dakwah khusus
TUGAS
Majelis Tingkat Pusat sampai tingkat cabang bertugas
melaksanakan program bidang tabligh dan dakwah khusus sesuai kebijakan
Persyarikatan meliputi:
1. Pembinaan
Ideologi Muhammadiyah
2. Perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan,
pengkoordinasian dan pengawasan program dan kegiatan
3. Peningkatan
kualitas dan kuantitas tenaga profesional
4. Penelitian
dan pengembangan bidang tabligh dan dakwah khusus
5. Penyampaian
masukan kepada Pimpinan Persyarikatansebagai bahan pertimbangan dalam penetapan
kebijakan bidang tabligh dan dakwah khusus
2.
ORGANISASI
MUHAMMADIYAH
a) Pimpinan Pusat
b) Pimpinaan Wilayah
c) Pimpinaan Daerah
d) Pimpinan Cabang
e) Pimpinan Ranting
f) Jama'ah Muhammadiyah
§ Majelis Tarjih dan Tajdid
§ Majelis Tabligh
§ Majelis Pendidikan Tinggi
§ Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah
§ Majelis Pendidikan Kader
§ Majelis Pelayanan Sosial
§ Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
§ Majelis Pemberdayaan Masyarakat
§ Majelis Pembina Kesehatan Umum
§ Majelis Pustaka dan Informasi
§ Majelis Lingkungan Hidup
§ Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
§ Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
§ Lembaga Pengembangan Cabang dan
Ranting
§ Lembaga Pembina dan Pengawasan
Keuangan
§ Lembaga Penelitian dan Pengembangan
§ Lembaga Penanganan Bencana
§ Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqqoh
§ Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
§ Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
3. ORGANISASI ORTONOM dalam PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH
Ortom dalam Persyarikatan
Muhammadiyah mempunyai karakteristik dan spesifikasi bidang tertentu. Adapun
Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah yang sudah ada ialah sebagai berikut :
1)
Aisyiyah
Identitas,
Visi dan Misi
Identitas
Aisyiyah, organisasi perempuan Persyarikatan
Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam dan
dakwah amar makruf nahi mungkar, yang berazaskan Islam serta bersumber
pada Al-Quran dan Assunnah.
Visi
ideal
Tegaknya
agama Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Visi
Pengembangan Tercapainya usaha-usaba Aisyiyah yang mengarah pada penguatan
dan pengembangan dakwah amar makruf nahi mungkar secara lebih
berkualitas menuju masyarakat madani, yakni masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
Misi
Misi Aisyiyah diwujudkan dalam bentuk amal
usaha, program dan kegiatan meliputi:
1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan
memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan serta menyebarluaskan ajaran
Islam dalam segala aspek kehidupan.
2.
Meningkatkan harkat dan martabat kaum
wanita sesuai dengan ajaran Islam.
3.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkaian terhadap ajaran Islam.
4.
Memperteguh iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah, serta mempertinggi
akhlak.
5.
Meningkatkan semangat ibadah, jihad zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah, serta
membangun dan memelihara tempat ibadah, dan amal usaha yang lain.
6. Membina
AMM Puteri untuk menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna gerakan Aisyiyah.
7.
Meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan, mempertuas ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta menggairahkan penelitian.
8.
Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang
berkualitas.
9.
Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam bidang-bidang sosial,
kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan lingkungan hidup
10.
Meningkatkan dan mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta
memupuk semangat kesatuan dan
persatuan bangsa.
11.
Meningkatkan komunikasi,ukhuwah, kerjasama di berbagai bidang dan kalangan
masyarakat dalam dan luar negeri.
12.
Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud
dan tujuan organisasi.
2)
Pemuda Muhammadiyah
Prinsip
Dasar Organisasi
Pemuda
Muhammadiyah adatah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yang merupakan
gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi mungkar di kalangan pemuda, beraqidah
Islam, dan bersumber pada al-Quran dan Sunnah Rasul. Organisasi ini didirikan
dengan maksud dan tujuan untuk menghimpun, membina, dan menggerakkan potensi
Pemuda Islam serta meningkatkan perannya sebagai kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah.
Pencapaian
maksud dan tujuan tersebutdilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:
- Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala.
- Memperdalam ilmu, memperluas pengetahuan dan meningkatan kecerdasan serta mengamatkan sesuai dengan ajaran Islam.
- Memperdalam dan meningkatkan pemahaman Agama Islam.
- Menyelenggarakan dan meningkatkan mutu pendidikan kader.
- Mengadakan dakwah di kalangan pemuda dan remaja.
- Meningkatkan fungsi dan peran pemuda Muhammadiyah sebagai kader Muhammadiyah, kader umat Islam, dan kader bangsa.
- Memasyarakatkan dan meningkatkan kegiatan olahraga sebagai sarana dakwah Islamiyah.
- Menumbuhkan dan mengembangkan seni budaya yang bernafaskan Islam.
- Menggembirakan beramal yang diridhai Allah dan hidup tolong-menolong (ta'awun) dalam ukhuwah Islamiyah.
- Usaha-usaha lain yang tidak menyalahi tujuan.
3)
Nasyiyatul Aisyiyah
PROGRAM NASYlATUL AISYlYAH ARAH DAN
KEBlJAKAN BIDANG PROGRAM
Kebijakan NA (2008-2012) diarahkan pada:
"Pemantapan dan pengembangan sistem organisasi yang efektif dan
peningkatan capacity building kader Nasyiah dalam menggerakkan aksi-aksi
pendampingan terhadap permasalahan perempuan dan anak." Sebagai tolak ukur
bahwa arah periode ini tepat sasaran, maka disusunlah beberapa indikator
capaian tahapan sebagai berikut:
- Terbentuknya kader Nasyiatul Aisyiyah yang
memiliki ketrampilan utama (core skill) dan kemampuan (capability) sebagai agen
peru bahan datam berdakwah dan bermasyarakat.
- Terwujudnya sistem organisasi yang efektif
dan sustainable dari aspek manajemen dan administrasi, kepemimpinan, pendanaan,
komunikasi, serta pengelolaan program dan evaluasinya.
- Menguatnya peran advokasi non-litigasi
Nasyiah metalui gerakan aksi pemberdayaanperempuan dan anak.
Kebijakan ini diterjemahkan dalam
bidang-bidang garap program Nasyiah. Bidang program merupakan bidang
garapan/gerak program- program Nasyiatul Aisyiyah yang mengacu pada AD/ART
pasal 2, bahwa Nasyiatul Aisyiyah adalah organisasi otonom dan kader Muhammadiyah,
merupakan gerakan putri Islam, yang bergerak di bidang keperempuanan,
kemasyarakatan, dan keagamaan. Karenanya bidang garap NA adalah bidang
keorganisasian, bidang keislaman, bidang kaderisasi, dan bidang kemasyarakatan.
4)
Ikatan Pelajar Muhammadiyah
STRATEGI GERAKAN KRITIS
TRANSFORMATIF
Strategi perjuangan merupakan cara praktis
bagi IPM untuk melakukan gerakan-gerakan riil yang sesuai dengan basisnya.
Harapannya, strategi gerakan ini menjadi pintu pembuka agar nilai-nilai yang
ada dalam IPM bisa segera dijalankan oleh para pelajar di tingkat sekolah.
Dengan strategi ini, IPM bisa menanamkan nilai-nilai perjuangannya kepada
parakaderdan anggotanya.
1.
Strategi Gerakan Kader
2.
Strategi Gerakan Intelektual
3.StrategiGerakan
Budaya
4.
Strategi Gerakan Kewirausahaan
5.
Strategi Gerakan Kemasyarakatan
6.
strategi gerajan keislaman
5)
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
PRINSIP DASAR ORGANISASI
Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan mahasiswa Islam yang bergerak di bidang
keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan. Tujuan IMM adatah mengusahakan
terbentuknyaakademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah.
Dalam
mencapai tujuan tersebut, Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah melakukan beberapa upaya strategis sebagai berikut :
1. Membina para anggota menjadi kader
persyarikatan Muhammadiyah, kader umat,
dan kader bangsa, yang senantiasa setia terhadap keyakinan dan cita-citanya.
2.Membina
para anggotanya untuk selalu tertib
dalam ibadah, tekun dalam studi, dan
mengamalkan ilmu pengetahuannya untuk
melaksanakan ketaqwaannya dan pengab diannya kepada allah SWT.
3.Membantu
para anggota khusus dan mahasiswa pada umumnya dalam menyelesaikan
kepentingannya.
4.
Mempergiat, mengefektifkan dan menggembirakan dakwah Islam dan dakwah amar
ma'ruf nahi munkar kepada masyarakat khususnya masyarakat mahasiswa.
5. Segala
usaha yang tidak menyalahi azas, gerakan dan tujuan organisasi dengan
mengindahkan segala hukum yang berlaku dalam Republik Indonesia.
6)
Tapak Suci Putra Muhammadiyah
STRUKTUR ORGANISASI TAPAK SUCI
Susunan
organisasi Tapak Suci dibuat secara berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat,
Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Cabang. Pimpinan Pusat Tapak
Suci adatah pimpinan tertinggi yang melaksanakan kepemimpinan dan bertanggung
jawab keluar dan ke dalam. Pimpinan Wilayah Tapak Suci berkedudukan di ibu kota
propinsi/daerah tingkat I, bertindak sebagai Pimpinan Wilayah sekaligus
Komisaris Pimpinan Pusat yang melaksanakan koordinasi administrasi dan
operasional daerah. Pimpinan Daerah Tapak Suci berkedudukan di setiap
kabupaten/kota administrasi sebagai pelaksana administrasi dan bertindak secara
operasional. Untuk melancarkan tugas operasional, Pimpinan Daerah dapat mendirikan cabang Tapak Suci di daerahnya. Pimpinan
Pusat juga dapat membentuk Perwakilan Wilayah di luar negeri sebagai pelaksana
administrasi dan bertindak secara operasional.Keanggotaan Tapak Suci terdiri
dari siswa, anggota penuh, dan anggota kehormatan
7)
Hizbul Wathan
STRUKTUR ORGANISASI HlZBUL WATHAN
Susunan organisasi Hizbut Wathan dibuat
secara berjenjang dari tingkat Kwartir
Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah/Kota, dan Kwartir Cabang. Kwartir Pusat
adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Kwartir Wilayah
adalah kesatuan kwartir-kwartir daerah dalam satu propinsi. Kwartir Daerah/Kota
adalah kesatuan kesatuan kwartir-kwartir Cabang dalam satu daerah/kota.
Sedangkan Kwartir Cabang adatah kesatuan golongan-golongan (tempat pelatihan).
BAB
III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Setelah melihat pembahasan tentang
Muhammadiyah, maka kita dapati bahwasannya organisasi ini bergerak dalam banyak
bidang untuk kegiatan da’wah. Sehingga pada realitanya organisasi ini bisa
berpengaruh besar dan tetap eksis di kalangan masyarakat Indonesia.
Sejak didirikan
oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912, Muhammadiyah terus berkembang begitu
pesatnya hingga kini. Hal tersebut bisa kita jumpai mulai dari berbagai kajian
dari tingkat ranting hingga tingkat pusat, juga adanya berbagai amal usaha,
lembaga-lembaga, ortom-ortom yang bernaung di bawah organisasi yang usianya
hampir satu abad ini telah menyebar di seluruh pelosok tanah air.
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil
dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga
dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar belakang KH Ahmad Dahlan memilih nama Muhammadiyah yang pada masa itu sangat asing bagi telinga
masyarakat umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari masyarakat,
sehingga ada celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-luasnya
tentang agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Suhrawardi K
Lubis. Konstitusi dan Pedoman Bermuhammadiyah
H. Nasril
Bahar, S.E (2008). Pedoman Hidup
Islami warga Muhammadiyah,
Jakarta : Suara Muhammadiyah
Prof. Dr. Hj. Siti Chamamah
Soeratno, et. al. (2009).
Muhammadiyah sebagai
gerakan Seni dan
Budaya, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Lukamn Harun
(1990). Muhammadiyah dalam Undang-Undang
Pendidikan Nasional, Jakarta : Matraprint
Edy Suandi Hamid
(2005). Profesionalisme dan Akuntanbilitas Amal
Usaha Muhammadiyah, LPTP
PP Muhammadiyah
id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah
created by : Andria Liana
Univ. Muhammadiyah Sumatera Utara.